Jenis Hewan Langka yang Banyak Dipelihara Orang


Selama ini perhatian para  pencinta satwa memang tercurah pada hewan peliharaan terpopuler, yakni kucing trah tertentu (persia,  siam, manx, dan sphinx), serta berbagai jenis anjing dan ikan spesies tertentu. Namun, belakangan ini, tren binatang peliharaan ini tertuju pada hewan-hewan eksotis yang unik dan langka.

Selain secara fisik hewan-hewan eksotis  tersebut unik dan lucu, beberapa jenis  hewan memang untuk dipelihara dan tidak  bisa dilepas ke luar. Apalagi, hewan-hewan  piaraan ini biasanya juga berukuran kecil,  sehingga tidak membutuhkan tempat yang  luas.

1. Landak mini (hedgehog)

Seperti halnya landak mini (hedgehog). Secara fisik, kata Wakil Ketua Komunitas  Landak Mini (Hedgehog Lover Indonesia/ HeLI) Tommy Ignatius Halim, landak mini  begitu unik dengan ukuran tubuh yang  kecil dan ada durinya. Apalagi, hewannya  tergolong langka dan bisa juga untuk  mainan karena tidak berbahaya, sehingga  orang tertarik untuk memeliharanya.

Berbeda dengan Landak Jawa yang ada  di Indonesia, nenek moyang landak mini  berasal dari Afrika. Awalnya, hewan ini  tergolong liar, tetapi setelah melewati  proses persilangan menjadi landak mini  yang banyak dipelihara.  Untuk pemeliharaan,  biaya satu ekor landak  mini sekitar Rp80.000  per bulan, termasuk untuk makanan dan  kandang.

Makanan landak mini bisa  divariasikan dengan makanan kucing yang  biasa ditemukan di pet shop. Kalaupun ada  tambahan, bisa diberi jangkrik dan ulat  yang banyak dijual di kios burung. Begitu  juga untuk kandang, cukup diberi serbuk  kayu yang biasa digunakan untuk mainan  hamster dan air putih matang.

2. Sugar glider

Ada hewan  eksotis lainnya yang menjadi idola  pencinta hewan, yakni sugar glider (petaurus breviceps) yang merupakan  sejenis tupai pohon dengan ukuran badan  kira-kira 24 - 30 cm dengan berat 4 - 6 ons.  Saking kecilnya, hewan ini sering disebut  hewan peliharaan dalam saku.

Koordinator Komunitas Pencinta Sugar  Glider Indonesia (KPSGI) Wilayah Bekasi  Ahmad Romeli mengatakan KPSGI sudah  tersebar di Jakarta, Bekasi, Bandung,  Depok, Tangerang, Padang, Palangkaraya,  hingga Semarang dan Solo.

Harga sugar glider dibagi berdasarkan  warna, ada classis grey dengan harga  Rp350.000-Rp450.000 per ekornya, dan  ada warna mozaik dan white face dengan  rentang harga Rp2 juta-Rp3,5 juta. Untuk sugar glider dengan karakter unik  seperti albino bisa ditaksir dari harga Rp6  juta hingga puluhan juta [pada 2015].

3. Musang

Di sisi lain, Wakil Ketua Komunitas  Musang Lovers Depok Affar Prayanto  mengungkapkan dirinya secara pribadi  tertarik menjadikan musang sebagai  hewan peliharaan karena visinya  membudidayakan hewan tersebut. Bagi  petani, katanya, musang termasuk hama,  sehingga sering diburu dan dibunuh.

Untuk perawatan seekor bayi musang  yang bisa dibeli secara online ini, diperlakukan layaknya bayi manusia,  yakni diberi susu, vitamin yang untuk  manusia,  dan makanan  bayi. Sedangkan untuk musang dewasa  rata-rata makan nasi dicampur susu kaleng  kental manis.

Ada juga musang dewasa  yang mau makan nasi campur kecap atau  hati dan kepala ayam, sedangkan buahnya  bisa pisang. Tak jarang musang-musang  peliharaan ini juga makan makanan anjing  atau kucing.

4. Kukang

Hewan eksotis lainnya yang juga  menjadi incaran pencinta binatang, yakni  kukang. Kendati hewan primata yang  sering disebut pemalu dan pemalas ini  merupakan salah satu satwa yang  dilindungi, tak jarang kukang diperjualbelikan secara terbuka.

Seorang pencinta kukang Niki Ananda Prasanati mengatakan sebenarnya kukang  itu hewan yang penurut, sehingga tidak  susah merawatnya. Untuk perawatan  kukang juga terbilang mudah, asalkan  kandang bersih dan makanan diberikan  secara rutin. Di Pasar Jatinegara, seekor  kukang usia empat bulan bisa didapatkan  seharga Rp500.000. [pada 2015]

5. Ular dan iguana

Hewan unik lainnya yang banyak  dipelihara, adalah kelompok reptil.  Bahkan,  para  pencinta  hewan yang  tergolong ganas  ini juga memiliki  komunitas sendiri dengan  nama Komunitas Aspera. Aspera  diambil dari salah satu nama ular  endemik dari Papua.

Martina Roynatta Elfrida Silalahi yang  merupakan Ketua Komunitas Aspera  mengatakan ular paling banyak menjadi  favorit meskipun ada juga beberapa  pemelihara kadal, biawak, iguana, dan  lainnya. Menurutnya, memelihara ular juga  membutuhkan bujet khusus untuk  membeli makanannya (tikus putih/ayam/ burung puyuh) sesuai dengan  kebutuhannya.

Begitu juga kalau ingin  memelihara hewan reptil lainnya, kecuali  iguana yang pemakan sayuran. Untuk memperoleh hewan reptil ini bisa  membeli langsung ke pet shop yang  sekarang banyak menyediakan reptil untuk  peliharaan, atau ekspo-ekspo yang  diadakan komunitas-komunitas, atau bisa  juga secara online.

Menurut Direktur Rumah Sakit Hewan  Jakarta Husnul Hamdi, kelompok hewan  eksotis bisa dibilang sudah hampir tidak  layak untuk dipelihara, mengingat  penyakitnya yang juga sulit dikenali  karena sedikit sekali literatur yang  membahasnya.

Untuk musang, misalnya, bisa  menularkan penyakit cacingan ke  manusia, tetapi litelaturnya tidak ada.  Musang juga bisa kena distemper (dengan  gejalan batuk, pilek, diare, muntah  berdarah, dan bisa menyebabkan  kematian) karena virus.  Begitu juga dengan kukang, yang  kasusnya gigi rusak karena ulah pemburu  atau landak putih yang kutuan.

Agar  kelompok hewan eksotis yang jadi piaraan  tetap bisa sehat dan terbebas dari penyakit,  kata Husnul, sebaiknya diberikan  makanan yang baik dan cocok untuk  mereka.

Di sisi lain, Kepala Humas Taman  Margasatwa Ragunan Wahyudi Bambang  mengatakan ada beberapa pihak yang  menyerahkan hewan peliharaannya ke  Ragunan dengan dalih sudah terlalu besar  sehingga kesulitan memelihara, padahal  seharusnya ke Balai Konservasi Sumber  Daya Alam (BKSDA). 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panduan Lengkap Cara Merawat Hamster untuk Pemula

7 Fakta Menarik Tentang Leopard Gecko yang Menggemaskan

Hewan Peliharaan dengan Biaya Perawatan Paling Murah